Ohayouuuu kakak manis *eh
Maaf maaf, khilaf di pagi hari. Hehehe
Ohayouuuu minna~
Have a great day ya guys!
Baru aja tadi malam gue ngepost, ini mau ngepost lagi. Ya emang gitu kebiasaan gue, kalau udah terlanjur dapat ide kampret mesti cepet-cepet ditumpahin. Hehehe
Mungkin kalian bertanya-tanya, kok pagi-pagi gini, Ibaad udah nongol aja? Gak kerja apa?
Gue akuin emang sampai detik ini gue tak lebih dari seorang pengangguran, kerjaan gue tiap hari ya makan tidur makan tidur doang, tapi gak sebatas itu, ada kakek gue yang mesti gue temenin di rumah. Bukannya jadiin ini sebuah alasan, tapi gue cuma mencoba untuk memanfaatkan waktu gue yang blm bekerja ini untuk nemanin kakek, nah kalau gue kelayapan kasian beliau sendiri di rumah. Dan kalian gak pernah tahu gue sebenarnya beban banget di posisi ini, bukan soal nemenin beliau tapi soal gue yang belum juga mendapatkan pekerjaan. Bukannya tak berusaha, kita tahu sama tahu lah, ini kan era digital, nyari kerja gak harus mondar mandir dilauran sana, cukup stay di depan PC aja udah cukup menurut gue. Stop jadi juri gadungan!
Terus, kalian pasti bingung ini Ibaad sebenernya mau ngebahas apaan sih?
Gue mau ngebahas soal dengki/iri/jealous. Ya sifat itu emang udah gak asing lagi, dan kita gak usah munafik dengan mengatakan tak pernah mengalami hal tersebut. Jangan!
Ada orang yang beranggapan iri itu tidak baik, ada pula yang beranggapan sebaliknya. Kenapa demikian? karena sudut pandang masing-masing orang akan hal itu berbeda. Lumrah dong? Jelas!
Ketika orang beranggapan bahwa iri atau dengki itu gak baik, tentulah mereka memandangnya dari sudut keilmuan dan agama. Jelas di dalam agama tidak membenarkan akan hal itu, iri merupakan sifat yang tidak baik dan jelas mengotori hati. Lalu, bagaimana dengan orang yang beranggapan bahwa iri itu baik, tentu pula mereka berpandangan dari sudut pandang logika mereka. Secara logika, iri atau dengki bisa jadi cambuk atau motivasi untuk menyamai atau bahkan melampaui apa yang kita dengkikan. Jelas itu merupakan hal yang baik jika merujuk pada hasil, bukan proses dari hasil tersebut yang dilandasi iri atau dengki.
Ngebahas soal iri atau dengki emang gak ada habisnya, hal ini tak luput dari sifat manusia yang tak pernah puas. Ada saja hal yang membuat kita iri akan orang lain, dari hal kecil hingga hal yang besar.
"Tingkat kepuasaan yang tak terbatas dan lupanya kita akan apa yang telah kita miliki adalah dalang dari sifat iri atau dengki" -Ibaad, bungkusanpermen
Hari ini mungkin kita punya 1, besok mungkin kita ingin 2,3 dan seterusnya. Bagaimana dengan iri atau dengki yang orang anggap baik?
Kita ambil contoh kesuksesan orang disekitar kita, ada banyak saudara, teman, sahabat kita yang sukses dan tak menutup kemungkinan rasa iri atau dengki itu muncul. Lantas apakah hal ini yang dikatakan dengki atau iri yang baik, dengan melihat kesuksesan seseorang lalu timbul rasa ingin meraih hal yang sama atau bahkan lebih?
Menurut Ibaad, gak mutlak baik tapi logikanya hal ini bisa jadi motivasi untuk kita maju menuju kesuksesan, terlepas dari rasa iri atau dengki tadi yang memicu akan hal ini.
Terkadang Ibaad secara pribadi merasa iri akan kesuksesan orang lain, kenapa gue gak bisa kayak mereka? kenapa gue dulunya gak jadi polisi aja? kenapa gue kuliah? kenapa?
Yang jelas "kenapa" gak harus dijawab dengan kata "karena". Takdir, ya anggaplah begitu karena jalan hidup seseorang udah didesign sedemikian rupa oleh Allah, jangan pernah mengeluh akan apa yang tak kau punya hari ini tapi bersyukurlah akan apa yang kau miliki hari ini.
Bisa jadi hari ini kita belum jadi apa-apa, siapa yang tau besok lusa? yang terpenting tetaplah berusaha dengan diiringi do'a tentunya dan jangan lupa pesan Almh nenek gue, "sabar".
"Everyone has their own destiny, then has their own way to reach it. Believe it!"-Ibaad, bungkusanpermen
Jadi, kesimpulannya adalah iri atau dengki pure gak baik dan akan tetap begitu.
Well, sekian postingan ngawur kali ini. Maafin ibaad ya, maafin belum bisa ngelamar kamu kakak berkerudung merah ^^ hihihi
See you in the next post!
Sayonaraaa~
Thursday, October 13, 2016
Jealous? Bersyukurlah
7:20 AM
Unknown
No comments
0 comments:
Post a Comment