Saur..saur…
Selamat pagi kamu, iya kamu~
Ibaad balik lagi nih buat corat coret blog biasa nan tak
penting ini. Yaah, selagi masih libur, ntar kalau udah mulai masuk kerja udah
gak ada waktu lagi buat ngurusin kamu *eh blog maksudnya. Hehehe..
Ibaad mau ngebahas juri, iya ituloh oknum-oknum yang sering
menjatuhkan vonis terhadap seseorang. Yakali vonisnya objektif, lah kalau
subjektif? Jatohnya malah ke arah yang lain, bukan gak mungkin nantinya bakalan
merembet kemana-mana. Pernah memvonis? Atau pernah divonis? Whatever you are
lah. Mari mulai!
Alkisah bermula pada manusia yang sejatinya hidup
berdampingan dengan ribuan bahkan jutaan hingga milyaran problem, betul tidak? Yap,
namanya hidup akan selalu datang masalah yang say “hai” ke kita, baik itu yang
kecil sampe yang gede. Lanjut ngomongin hidup, bukannya sok bijak loh ya, gak kok
mau ngelindur dikit doang. Hehe..
Di dalam hidup, seringkali kita dihadapkan pada sesuatu
yang membuat kita dilema, baik itu urusan percintaan, kerjaan, bahkan sampai keranah
keimanan seseorang, lebih tepatnya terkadang kita dihadapkan suatu pilihan yang
sulit *bukan soal ujian sekolah*.
Pilihan yang mengharuskan kita milih dan
hasilnya bakal melahirkan vonis dari pihak ketiga, keempat dan seterusnya
*ceielah melahirkan, vonis bisa berupa vonis positif bahkan cenderung negative.
Kita ambil contoh, ini contoh loh ya, ibaad bersedekah untuk sebuah panti
asuhan, lah trus apa? Ya gak apa-apa sih, normal-normal aja kan? Iya normal
bagi mereka yang berpandangan baik terhadap kita, nah untuk segelintir orang
yang berfikiran negative? Pasti banyak ide-ide “goblok” yang terlintas di benak
mereka, mulai dari;
“ah, dia sok tuh pake sedekah segala, cari mantan tuh *eh
cari muka maksudnya”
Hehehe.. Sorry agak baper, maklum jam segini emang rawan
akan serangan baper.
Akan selalu ada orang
yang seperti itu, udah hukum alamnya begitu, mau gimana lagi?
Ya jelas gak bisa apa-apa selain diam dan sabar tentunya.
Contoh lain;
Promosi jabatan di tempat kita bekerja, apakah akan selalu
ditanggapi dengan hal positif, tentu gak, Akan ada...
“Ah, dia itu dipromosiin
jabatannya karna suap, sering cari muka”
ada yang gitu? Ada.
Hidup ini terlalu banyak juri, bahkan penjahat sekali pun Ibaad rasa gak berhak untuk dijuriin seenak jidad kita, karna apa? Kita gak
pernah dan gak akan tau segalanya tentang dia, kenapa berbuat jahat dan
sebagainya. Itu menurut ibaad loh ya, kalau keliru tolong dibukakan pintu mantan
*maaf Hehehe..
Yakinilah hal itu, akan selalu ada orang yang gak senang dan
berprasangka buruk terhadap apapun pilihan yang udah kita pilih untuk hidup
kita, PASTI.
Karena pada dasarnya sebagian besar dari mereka para juri
hanya memandang sesuatu dari satu sisi, gak dari berbagai sisi, lebih cenderung
subjektif dan mengedepankan emosi. Kita ambil contoh lagi dari bidang lain,
mungkin kalian lebih suka kalau ibaad ngasi contoh tentang percintaan? Ya gak?
Nah! Para jomper langsung rusuh. Hahaha… *peace
Kita ambil contoh tentang seseorang yang pacaran dengan
mantan pacar sahabatnya sendiri. Gimana menurut kalian?
Salahkah? Benarkah? atau bisa jadi?
Gini deh, kalau kalian pasti berfikiran “ah gak bener tuh
masa sahabat sendiri digituin”
Lah, apaan yang “digituin”??? *khusus 18+ Hehe.. Forget it!
Secara subjektif pasti akan berfikiran, "ah gak bener tuh, ah
gak setia kawan tuh." Kira-kira begitu.
Trus apa??? Mereka salah? Jelas salah bagi mereka yang
menilai hanya dari satu sisi yang jelas-jelas sok tau segalanya kemudian ngejudge
gitu aja. Situ lupa diri? Situ tuhan yang tau segalanya? BUKAN!
Kemudian, bagi mereka yang berfikiran positif serta
berpandangan secara objektif gak akan terjerumus kesana. Bagaimana gak, jelas
mereka pasti memikirkan sisi lainnya sebelum menarik suatu kesimpulan. Kenapa
bisa gitu? Apa ada faktor lain yang nyebabkan itu terjadi? Apa sebenarnya
mereka tenang-tenang aja ngejalanin hubungan dengan mantan dari sahabatnya
sendiri? Apakah karena adanya faktor dorongan dari keluarga yang menyebabkan
itu sampe kejadian. Pasti pertanyaan-pertanyaan kayak gitu bakal muncul di benak
mereka yang berpandangan secara luas dari berbagai arah. Pada dasarnya balik
lagi pada tingkat kedewasaan seseorang, kenapa demikian? Karena beda loh ya
mereka yang bener udah dewasa dalam nyikapin suatu persoalan, beda banget
dengan bocah.
Simpelnya, mereka juri yang soktau, apa urusannya coba? memvonis seseorang atas dasar pemikiran sempit. Apa haknya? Toh yang ngejalani
bukan mereka, betul?
Hobi kah? Mungkin, kurang piknik kah? Mungkin.
Hobi kah? Mungkin, kurang piknik kah? Mungkin.
Trus dengan dalih “gue sahabat kental dia, gue merasa
tersakiti juga dengan kejadian itu” kemudian memvonis seenaknya. Ya gitu deh
kelakuan juri-juri di dunia ini, ada banyak juri yang kayak gitu, BANYAK!
Setau gue ya, sekalipun kita sahabat deket, gak seharusnya
turut ikut campur segitu dalamnya bahkan ikut memusuhi dengan dalih
solidaritas. Solidaritas kok dalam hal yang kampungan gitu. Hoeekkk… Gelik!!
“Sedekat apapun kita dengan sahabat, akan selalu ada batas tipis
yang tak tampak tapi membatasi, privasi.” –Ibaad, BungkusanPermen.
Lagian ya coba deh dibalik, kalian para juri soktau pindah
ke posisi mereka dan rasain sendiri gimana keadaannya, apa bakal masih bisa
ngejudge seenak gundulmu?
Coba deh balik lagi ke diri masing-masing, saling introspeksi
diri aja, apakah udah jadi yang paling bener sampe berani memvonis seseorang? Apa
udah jadi orang yang paling suci sedunia?
Dasar juri gadungan! Hahaha *devil smile*
Dasar juri gadungan! Hahaha *devil smile*
“Di dalam hidup kita akan selalu ada juri-juri gadungan yang
mengawasi dan memvonis apapun bentuk tingkah dan pilihan dalam hidup kita, tapi
ketahuilah juri sesungguhnya yang berhak memvonis adalah sang maha segalanya , Allah
SWT.” –Ibaad, BungkusanPermen.
Lebih jauh ngebahas soal itu, kerap kali terucap istilah tikung
menikung, lebih spesifik untuk soal percintaan tapi gak menutup kemungkinan
dalam hal lain, who knows?
Dibalik tikung menikung ada juri yang sedang menghitung, iya
menghitung beberapa vonis yang akan dijatuhkan nantinya. Tikung menikung,
salah atau gak? Ada kaitannya dengan takdir? Ada kaitannya dengan alur hidup
seseorang?
Ini teaser doang loh buat pengantar postingan selanjutnya
yang akan ibaad bahas lebih dalam lagi kayak dalamnya cinta ibaad ke kamu… tanjung
merp.. *ahsudahlah. Hehehe.. *cuma becandaan, jangan diseriusin apalagi dicie ciein*
Jadi segitu aja ya hubungan kita *eh, maksud ibaad
postingannya. Hehehe.. *peace
Maapin atas isinya yang banyak mengandung unsur-unsur nyeleneh dan rada gak nyambung,
namanya juga blogger amatiran ya gitu deh. Hehe..
Keep your congor guys, see ya!
0 comments:
Post a Comment