Monday, June 20, 2016

Juri Gadungan

Saur..saur…
Selamat pagi kamu, iya kamu~
Ibaad balik lagi nih buat corat coret blog biasa nan tak penting ini. Yaah, selagi masih libur, ntar kalau udah mulai masuk kerja udah gak ada waktu lagi buat ngurusin kamu *eh blog maksudnya. Hehehe..
Ibaad mau ngebahas juri, iya ituloh oknum-oknum yang sering menjatuhkan vonis terhadap seseorang. Yakali vonisnya objektif, lah kalau subjektif? Jatohnya malah ke arah yang lain, bukan gak mungkin nantinya bakalan merembet kemana-mana. Pernah memvonis? Atau pernah divonis? Whatever you are lah. Mari mulai!
Alkisah bermula pada manusia yang sejatinya hidup berdampingan dengan ribuan bahkan jutaan hingga milyaran problem, betul tidak? Yap, namanya hidup akan selalu datang masalah yang say “hai” ke kita, baik itu yang kecil sampe yang gede. Lanjut ngomongin hidup, bukannya sok bijak loh ya, gak kok mau ngelindur dikit doang.  Hehe..

Di dalam hidup, seringkali kita dihadapkan pada sesuatu yang membuat kita dilema, baik itu urusan percintaan, kerjaan, bahkan sampai keranah keimanan seseorang, lebih tepatnya terkadang kita dihadapkan suatu pilihan yang sulit *bukan soal ujian sekolah*. 
Pilihan yang mengharuskan kita milih dan hasilnya bakal melahirkan vonis dari pihak ketiga, keempat dan seterusnya *ceielah melahirkan, vonis bisa berupa vonis positif bahkan cenderung negative. Kita ambil contoh, ini contoh loh ya, ibaad bersedekah untuk sebuah panti asuhan, lah trus apa? Ya gak apa-apa sih, normal-normal aja kan? Iya normal bagi mereka yang berpandangan baik terhadap kita, nah untuk segelintir orang yang berfikiran negative? Pasti banyak ide-ide “goblok” yang terlintas di benak mereka, mulai dari;

“ah, dia sok tuh pake sedekah segala, cari mantan tuh *eh cari muka maksudnya”

Hehehe.. Sorry agak baper, maklum jam segini emang rawan akan serangan baper.
Akan selalu ada orang yang seperti itu, udah hukum alamnya begitu, mau gimana lagi?
Ya jelas gak bisa apa-apa selain diam dan sabar tentunya. Contoh lain;
Promosi jabatan di tempat kita bekerja, apakah akan selalu ditanggapi dengan hal positif, tentu gak, Akan ada...

“Ah, dia itu dipromosiin jabatannya karna suap, sering cari muka” 
ada yang gitu? Ada.

Hidup ini terlalu banyak juri, bahkan penjahat sekali pun Ibaad rasa gak berhak untuk dijuriin seenak jidad kita, karna apa? Kita gak pernah dan gak akan tau segalanya tentang dia, kenapa berbuat jahat dan sebagainya. Itu menurut ibaad loh ya, kalau keliru tolong dibukakan pintu mantan *maaf Hehehe..
Yakinilah hal itu, akan selalu ada orang yang gak senang dan berprasangka buruk terhadap apapun pilihan yang udah kita pilih untuk hidup kita, PASTI.
Karena pada dasarnya sebagian besar dari mereka para juri hanya memandang sesuatu dari satu sisi, gak dari berbagai sisi, lebih cenderung subjektif dan mengedepankan emosi. Kita ambil contoh lagi dari bidang lain, mungkin kalian lebih suka kalau ibaad ngasi contoh tentang percintaan? Ya gak?
Nah! Para jomper langsung rusuh. Hahaha… *peace
Kita ambil contoh tentang seseorang yang pacaran dengan mantan pacar sahabatnya sendiri. Gimana menurut kalian?
Salahkah? Benarkah? atau bisa jadi?
Gini deh, kalau kalian pasti berfikiran “ah gak bener tuh masa sahabat sendiri digituin”
Lah, apaan yang “digituin”??? *khusus 18+ Hehe.. Forget it!
Secara subjektif pasti akan berfikiran, "ah gak bener tuh, ah gak setia kawan tuh." Kira-kira begitu.
Trus apa??? Mereka salah? Jelas salah bagi mereka yang menilai hanya dari satu sisi yang jelas-jelas sok tau segalanya kemudian ngejudge gitu aja. Situ lupa diri? Situ tuhan yang tau segalanya? BUKAN!
Kemudian, bagi mereka yang berfikiran positif serta berpandangan secara objektif gak akan terjerumus kesana. Bagaimana gak, jelas mereka pasti memikirkan sisi lainnya sebelum menarik suatu kesimpulan. Kenapa bisa gitu? Apa ada faktor lain yang nyebabkan itu terjadi? Apa sebenarnya mereka tenang-tenang aja ngejalanin hubungan dengan mantan dari sahabatnya sendiri? Apakah karena adanya faktor dorongan dari keluarga yang menyebabkan itu sampe kejadian. Pasti pertanyaan-pertanyaan kayak gitu bakal muncul di benak mereka yang berpandangan secara luas dari berbagai arah. Pada dasarnya balik lagi pada tingkat kedewasaan seseorang, kenapa demikian? Karena beda loh ya mereka yang bener udah dewasa dalam nyikapin suatu persoalan, beda banget dengan bocah.
Simpelnya, mereka juri yang soktau, apa urusannya coba? memvonis seseorang atas dasar pemikiran sempit. Apa haknya? Toh yang ngejalani bukan mereka, betul?
Hobi kah? Mungkin, kurang piknik kah? Mungkin.
Trus dengan dalih “gue sahabat kental dia, gue merasa tersakiti juga dengan kejadian itu” kemudian memvonis seenaknya. Ya gitu deh kelakuan juri-juri di dunia ini, ada banyak juri yang kayak gitu, BANYAK!
Setau gue ya, sekalipun kita sahabat deket, gak seharusnya turut ikut campur segitu dalamnya bahkan ikut memusuhi dengan dalih solidaritas. Solidaritas kok dalam hal yang kampungan gitu. Hoeekkk… Gelik!!

“Sedekat apapun kita dengan sahabat, akan selalu ada batas tipis yang tak tampak tapi membatasi, privasi.” –Ibaad, BungkusanPermen.

Lagian ya coba deh dibalik, kalian para juri soktau pindah ke posisi mereka dan rasain sendiri gimana keadaannya, apa bakal masih bisa ngejudge seenak gundulmu?
Coba deh balik lagi ke diri masing-masing, saling introspeksi diri aja, apakah udah jadi yang paling bener sampe berani memvonis seseorang? Apa udah jadi orang yang paling suci sedunia?
Dasar juri gadungan! Hahaha *devil smile*

“Di dalam hidup kita akan selalu ada juri-juri gadungan yang mengawasi dan memvonis apapun bentuk tingkah dan pilihan dalam hidup kita, tapi ketahuilah juri sesungguhnya yang berhak memvonis adalah sang maha segalanya , Allah SWT.”  –Ibaad, BungkusanPermen.

Lebih jauh ngebahas soal itu, kerap kali terucap istilah tikung menikung, lebih spesifik untuk soal percintaan tapi gak menutup kemungkinan dalam hal lain, who knows?
Dibalik tikung menikung ada juri yang sedang menghitung, iya menghitung beberapa vonis yang akan dijatuhkan nantinya. Tikung menikung, salah atau gak? Ada kaitannya dengan takdir? Ada kaitannya dengan alur hidup seseorang?
Ini teaser doang loh buat pengantar postingan selanjutnya yang akan ibaad bahas lebih dalam lagi kayak dalamnya cinta ibaad ke kamu… tanjung merp.. *ahsudahlah. Hehehe.. *cuma becandaan, jangan diseriusin apalagi dicie ciein*

Jadi segitu aja ya hubungan kita *eh, maksud ibaad postingannya. Hehehe.. *peace
Maapin atas isinya yang banyak mengandung unsur-unsur nyeleneh dan rada gak nyambung, namanya juga blogger amatiran ya gitu deh. Hehe..

Keep your congor guys, see ya!

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More